Saturday 1 April 2017

Part #3 Parameter Penyimpanan Sekunder

Yang dimaksud dengan Parameter Penyimpanan Sekuder adalah waktu yang dibutuhkan untuk membaca dan menulis pada disk.

Parameter penyimpanan sekunder, diantaranya:

1. Waktu akses acak (random access time)


Waktu akses acak adalah waktu rata-rata yang diperlukan head untuk menemukan posisi dari item data yang dicari secara acak.

Pengaksesan item data memerlukan kerja berikut:

a. Pencarian lokasi/posisi penyimpanan

b. Waktu untuk transfer data


Pencarian lokasi/posisi penyimpanan.

Waktu tunda akses adalah waktu yang diperlukan untuk operasi pencarian lokasi penyimpanan.

Waktu tunda akses acak ditentukan parameter berikut:

- Seek Time

- Latency (rational latency)

Seek Time

seek time adalah waktu pergerakan head untuk mencapai track atau silinder lokasi data.


Rumus seek time:


S = Sc + δi


dimana:

- Sc = waktu start-up

- δi = jarak yang dilalui

Latency

latency adalah waktu yang dibutuhkan head untuk menunggu putaran disk sehingga blok data yang dituju tepat di depan head (milisecond)


r = 1/2 x ((60 x 1000)/RPM)


Keterangan : RPM = jumlah putaran permenit



2. Rate transfer data (data transfer rate)

Transfer rate yaitu kecepatan transfer data dari main memory ke secondary memory atau sebaliknya.

Waktu pembacaan atau penulisan bergantung pada:

- Ukuran blok data

- Data transfer rate perangkat penyimpanan

Bloking adalah unit data yang ditransfer.




Metode blocking:

 1. Fixed Blocking

Yaitu jumlah record pada suatu blok sama dengan jumlah record pada blok yang lainnya.

Keuntungan:

- Sederhana

- Memungkinkan pengaksesan acak

Kerugian:

- Dapat terjadi pemborosan di tiap block

Rumusnya :


Bfr = B/R


Keterangan :

- B = Ukuran Block

- R = Ukuran Record

2. Variable Length Spanned Blocking

- Block berisi record-record dengan panjang tidak tetap.

- Jika satu record tidak dapat dimuat di satu block, sebagian record disimpan di block lain.

- Panjang record dapat lebih besar dari block size.

- Tidak ada ruang yang terbuang karena blocking, tapi sulit diimplementasikan.

- Record yang berada pada dua block memerlukan waktu yang lebih lama dalam pembacaannya.

Rumusnya: 


Bfr = (B-P)/(R+P)



Keterangan:

- P = Ukuran pointer block

- B = Ukuran block

- R = Ukuran Record


3. Variable Length Unspanned Blocking

- Block berisi record-record dengan panjangn tidak tetap.

- Setiap record harus dimuat disatu block (tidak terpotong potong ke block lain) .

- Hanya record utuh ditempatkan pada satu block.

- Pemborosan terjadi karena record tidak ditempatkan bagi sisa block, maka record ditempatkan pada block berikutnya.

- Panjang record tidak boleh lebih panjang dibandingkan panjang block.

Rumusnya:


Bfr = (B-1/2R)/(R+P)


Keterangan:

- P = Ukuran pointer block

- B = Ukuran block

- R = Ukuran record


Pemborosan Ruang

- Besar ruang yang tidak digunakan untuk menyimpan data.

- Pemborosan ini mempengaruhi pencarian/pengaksesan.

- Diukur berdasarkan relatif terhadap record (per record), pemborosan dibagi dua yaitu:

1. Pemborosan karena GAP

    Rumusnya = WG = G/Bfr

2. Pemborosan karena blok

    Rumusnya = WR = B/Bfr

1. Pemborosan untuk fixed blocking

    W = WG + WR

2. Pemborosan untuk spanned blocking

    W = P + (P+G) / Bfr

3. Pemborosan untuk unspanned blocking 

    W = P + R+G)/Bfr

 

Perhitungan Transfer Rate

terdapat dua pengukuran utama yang bergantung transfer rate, yaitu:

1. Record Transfer Time (TR)

Waktu untuk transfer record dengan panjang record R.

TR = R/t

2. Block Transfer Time (btt)

Btt = B/t



Bulk Transfer Time

adalah transfer rate yang memperhatikan adaya selang waktu ketika gap-gap dan area non data dilalui.

Untuk pembacaan data besar yang terdiri dari beberapa blok didefinisikan dengan (t')

t' = (t/2) * {R/(R+W)}

Seperti yang terlihat dari rumus diatas, Bulk Transfer Time bergantung pada efek dari gap dan efek dari blocking.



Buffer

adalah daerah kerja di memori untuk penyimpanan blok sementara.

Diperlukan manajemen buffer agar dapat memaksimalkan kinerja penyimpanan sekunder dan menjaga pemakaian pemroses.


Contoh kebutuhan buffer: suatu sistem komputer dengan 10 pemakai. Tiap pemakai menggunakan 2 file sekaligus, bila diasumsikan setiap file menggunakan 3 buffer, dengan satu blok buffer  menampung 2 Kbyte. Maka total kapasitas buffer yang digunakan:

Banyaknya blok buffer  :  10 × 2 × 3 = 60

Total kapasitas buffer 

=  jumlah pemakai × jumlah file × buffer × kapasitas 1 blok buffer 

=  10 × 2 × 3 × 2024

=  121.440 byte